Laman

Sabtu, 29 Agustus 2009

Keserasian (10)

Kecocokan dan keserasian aku dan kamu harus terbuat dari baja stainles agar tahan benturan dan gesekan hingga akhir jaman, namun sanggupkah aku dan kamu bertahan, sabar menunggu bahan itu yang konon hanya ada di ujung dunia? Kuatkah belenggu-belenggu ini mengikat rindu yang setiap saat selalu berontak, "lepaskan aku, bebaskan rasa suka, ungkapkan cinta" sepanjang malam rindu menangis pilu dan belenggu-belenggukupun luluh terharu, lalu putus menjelang subuh.

Luluh (09)

Lambat laun kerasnya hatimu mulai luluh, mulai ada keserasian antara aku dan kamu, dari bahasa tubuhmu tak bisa kau pungkiri itu. Sepasang mata liarmu sudah tak lapar lagi, sesaat bersamaku kamu mulai bisa kendalikan syaraf-syarafnya seperti bayi yang mulai bisa membedakan antara haus lapar atau ke belet pipis. Tinggal memoles beberapa titik maka aku yakin mata liarmu akan menjadi jinnak, seperti sepasang merpati yang telah ku besarkan tiga tahun yang lalu. Akan ku mulai dari membentuk alismu, "nanggal sepisan" ku jadikan standar, ku ambil bulan tanggal satu lalu kutempelkan di alismu, bulu-bulu yang tak tertutup ku olesi gel perontok bulu, ku cabut bulanku maka sempurnalah bentuk alismu. Lalu bola matamu ku hiasi dengan teduh lautku di musim pancaroba, kini sepasang matamu menjadi indah seperti impianku

Langkahmu (08)

Kamu berjalan sangat lambat, menghitung langkah dengan exact, mungkin kamu takut tersesat seperti waktu yang lalu. Satu-satu, kanan kiri kanan kiri, terucap lirih dalam batinmu, sesekali bibir mungilmu ikut komat-kamit seakan tak percaya dengan hitungan batinmu. Aku yang berjalan di belakang ikut menghitung dengan tegang, segala gerutu harus ku buang agar langkah tetap imbang. Perlu kursus berbulan-bulan untuk bisa memahami gerak dan langkahmu, herannya aku malah merasa senang terperangkap dalam ilusi dan obsesi kamu yang menjabat sebagai dewi hati

Pagi (07)

Pagi telah tiba, embun mule bergulir, daun-daun bergerak bebas, burung-burung bernyanyi riang, smua begitu gembira menyambut datangnya sang surya, namun ada kegelisahan dan ketakutan yang kurasa. Seperti waktu yang lalu, bila pagi datang kamupun datang membawa sekeranjang rencana yang telah kau daftarkan hari ini. Kaku ku berjalan di belakang, mengawal dan melindungi kamu sebagai ratuku, tak boleh lengah apa lagi salah, sebelum sepasang mata lapar liarmu menghujam tepat di jantungku