Laman

Selasa, 13 Oktober 2009

Panah Asmara (11)

Pagi berselimut mendung tipis, burung-burung berkicau melankonis, embun enggan bergulir pertahankan sejuk meski sang surya akan segera bangkit dari praduanya dan jingga menguasai ufuk timur.
Sanubariku terusik rindu yang baru saja bebas dari belenggu, menuntunku melangkah menuju pintu-pintumu, ku ketuk dengan lembut, sementara tangan kiriku menenteng busur panah merah jambu, beranak panah kuning keemasan, berujung bunga mawar merah, terikat kain merah muda bersimpul dua.
Perlahan kamu keluar dengan senyum tipis menggaris di bibir mungilmu, lalu ku angkat busur panahku siap ku bidikan di jantung kirimu. Kamu menatap sendu, bibirmu terbuka perlahan, sebelum sempat menutup, ujung panahku telah menghujam tepat di jantungmu. Kamu meringis menahan tangis, pandangan mulai nanar buyar, sebelum jatuh terkapar ku tahan dengan tangan kananku dan ku sandarkan di pojok kamarmu. Aku melangkah pergi, renungi elegi sanubari pagi. Virus-virus rindu mulai merasuk masuk di jantungmu, bersua dengan rindumu yang selalu tersimpan rapi di rak-rak hati, lalu menghanyut bersama aliran darah menuju otak besar, menyuruh ragamu agar segera sadar. Perlahan sepasang mata indahmu bergerak lalu berkedip tiga kali, lalu ragamu mulai terasa merasa dan bersamaan dengan itu tangkai anak panahku meleleh dan raib.


___________________________________________________________________________
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

2 komentar:

  1. kemana perginya panahmu?
    lalu bagaimana dengan rindunya?

    BalasHapus
  2. Hehe...
    Gak tau tuh, tiba2 leleh & raib gitu. Di posting berikutnya kali ya
    (AKU DAN KAMU adalah kisah masa laluku bersama EDA yang dah ku poles dikit)

    BalasHapus